Selain menyumbang royalti, CSR dan Landren kepada pemerintah, investor di Sultra kini punya beban baru. Sebab Gubernur Sultra, Nur Alam masih mewajibkan para penanam modal untuk berkomitmen melakukan pembangunan di otoritanya. Yang mulai mendapat perintah itu adalah PT. Billy Indonesia yang beroperasi di Kabaena, Kabupaten Bombana. Investor nikel tersebut dimintai membangun jalan dari Kelurahan Tangkeno menuju Desa Enano sepanjang tujuh kilometer.
Langkah itu diambil gubernur karena menurutnya, dana Pemprov terbatas. Anggaran beberapa program pun harus dicari dari luar untuk dilaksanakan. ” Ini murni komitmen kami dengan investor, tanpa ada APBD. Kami meminta investor mengerahkan alat-alat beratnya untuk membuka akses jalan. Nanti Dinas PU yang menjadi pengawas dan konsultannya,” ujar Nur Alam saat mengunjungi Kabaena di Desa Enano, akhir pekan lalu dan dihadiri Bupati Bombana, Atikurahman.
Setelah Jalan Tangkeno menuju Enano rampung, maka akan dikembangkan pembangunan ruas ke Kelurahan Sikeli agar terbuka jalan lingkar. Poros tersebut harus dikerjakan karena melalui beberapa desa agar memudahkan akses ekonomi masyarakat. Diantara desa yang dilalui itu adalah Rahampuu, Teomokole, Sabampolu dan Langkema. Jalan antara desa itu sebenarnya sudah ada namun kondisinya rusak parah, sempit serta memiliki beberapa tanjakan.
Hitung-hitungan gubernur, jika jalan itu dikerjakan dengan kas daerah, maka akan menghabiskan APBD hingga Rp 20 miliar. Kadis PU Sultra, Doddy Djalante menambahkan proses pengerjaan jalan tersebut menggunakan metode cut and fill. Jika berjalan sesuai rencana, kemungkinan pembangunannya akan rampung dalam masa empat bulan dengan pelebaran jalan dari 2,5 meter menjadi 10 meter. Sementara itu, Perwakilan PT. Billy mengaku akan menunggu rancangan jalan dari PU untuk memulai pengerjaan. Termasuk menyediakan alat berat dan operatornya, serta bahan bakar.(http://www.kendarinews.com)